Puisi 1:
Tahukah kakak... Seringkali aku acuh, tapi
bukan berarti aku cuek
Bukan pula sombong… Karena aku sendiri tak
tahu mengapa begini
Aku usil tidak bisa diam…. Lari ke sana
kemari… Tanpa mengenal
Lelah, hanya karena aku tidak nyaman
dengan sekelilingku
Aku melompat dan berlari tanpa mengerti
untuk apa…
Yang kutahu hanya bergerak… dan bergerak…
Terkadang telingaku tak sanggup mendengar
frekuensi suara
Lengkingmu, jadi maafkan aku kalo kurang
nyaman dengan bunyi2an
Waktu kecil aku terlambat bicara, aku tak
tahu kenapa
Motorikku terlambat, emosiku naik dan
turun, sering tantrum
dan mengamuk
Aku suka benda yang bulat dan berputar,
bukan karena aku aneh,
Tapi karena pertama merasakan kenikmatan
ketika kau menyusuiku
Mama
Kami tidak idiot, sebagian dari kami punya
IQ di atas rataan,
punya juga IQ di bawah rataan, terimalah
kami apa adanya
Terkadang kami menghindari dipeluk, karena
sensor tactile di sekujur
Kami lebih sensitive dibanding anak normal
lainnya
Kami menghindari eye contact, karena kami
tidak tahu bahwa mata
Berbicara…
Puisi 2:
Deritaku
luka Anak Autis
Aku lebih suka menunjuk sesuatu, mulutku membisu
Aku putus asa jika mamah tidak mengertiku, Aku cenderung
Menyakiti diri sendri
Aku sering bicara sendiri, kadang tertawa sendiri,
jangan bilang
aku gila, aku hanya tenggelam dalam duniaku sendiri
Di sekolah, aku sering mendapat nilai jelek, bukan
karena bodoh
Tapi karena tidak seorangpun peduli untuk membantu aku
keluar
Dari duniaku sendiri
Aku tidak mampu berbicara, bukan berarti tidak mampu
berkomunikasi
Komunikasi tidak hanya pake verbal
Seringkali aku dibully teman2ku tapi aku tidak
melawan, bukan
Berarti aku takut, tapi kadang aku tidak mengerti apa
artinya sakit
Mamaku yang menangis
Kalo aku suka merebut sepatu atau hpmu, bukan karena
aku aku suka
Mencuri, tetapi sesuatu menarik perhatianku pada benda
itu
Aku suka repetisi makanya aku suka ngomong sesuatu
berulang-ulang
Aku butuh terapi SI untuk memperbaiki motorikku,
terapi wicara untuk
Membantuku berkomunikasi, behavior terapi untuk
membantuku
Bersosialisasi
Bantu aku mamah, gendong aku di punggungmu, bantu aku
mengejar
Ketinggalanku, akan kubuat mamah bangga punya anak
autis
sepertiku
Puisi 3:
Jangan
bersedih, Autisme tidak jelek
Perkenalkan namaku autis
Aku dilahirkan layaknya manusia mempunyai dua kaki
Dua tangan, dua mata, rambut, satu bibir, satu hidung,
Dua telinga, serta organ2 lainnya yang lengkap
Namun tingkahku istimewa, unik, fantastis
Cara bicaraku seperti rapper suka berbicara terlalu
cepat
Sampai kadang yang mendengar tidak paham
Bakatku banyak seperti bisa melakukan scream (berteriak
Sekencang-kencangnya), bermain alat musik, bernyanyi,
Berlari tanpa kenal lelah seperti atlet,
berputar-putar
Seperti pedansa dan baleria
Aku bisa menjadi superstar, superstar tanpa
penghargaan
Kuat menjalani hidup, tegar menerima ejekan, dijauhi
orang
Sekitar karena kekuatannya
Kekuatan untuk menghadapi hidup dengan banyak
kecacatan
Bukan secara fisik melainkan secara mental dan psikis
Semoga tuhan memasukkan namamu ke dalam surga
Massya Allah....bagus puisinya
ReplyDeletePuisi2 ini karya siapa ?
ReplyDelete