PENGERTIAN AUTISME
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas (keturunan) dan dapat dideteksi sejak usia 6 bulanSalah satu dari lima jenis gangguan perkembangan pervasive
Autisme bukan penyakit kejiwaan karena autisme merupakan penyakit yang menyerang otak.
Gejala-gejala autisme dapat dilihat dari ketidakberesan seorang anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
SEJARAH SINGKAT MENGENAI AUTISME
Penelitian mengenai autisme pertama kali diprakarsai oleh psikiater asal AS bernama Leo Kanner pada tahun 1943. Anak-anak penderita autisme dianggap sebagai anak yang bodoh dan terbelakang bukan dianggap sebagai anak dengan gangguan perkembangan. Melalui makalah risetnya yang berjudul "Autistic Disturbances of Affective Contact", Kanner mendiagnosis 11 orang anak positif mengidap autis
• Rimland
(1964): Meneliti karakteristik orang tua yang memiliki anak dengan autisme,
seperti: pekerja keras, pintar, obsesif, rutin dan detail. Ia juga meneliti
penyebab autisme yang menurutnya mengarah pada faktor biologis.
• Bettelheim
(1967): Ide penyebab autisme adalah adanya penolakan dari orang tua. Infantile
Autism disebabkan harapan orang tua untuk tidak memiliki anak, karena pada
saat itu psikoterapi yang sangat berpengaruh, maka ia menginstitusionalkan 46
anak dengan autistime untuk keluar dari stress berat.
Penyebab Autisme
Penyebab Autisme
•
Belum diketahui secara pasti penyebab
autis
•
Ahli medis memberikan hipotesis berupa:
•
1. Faktor genetik: kemungkinan dua anak
kembar identik mengalami autisme adalah 60 hingga 95 persen sedangkan
kemungkinan untuk dua saudara kandung mengalami autisme hanyalah 2,5 hingga 8,5
persen.
•
2. Faktor lingkungan: karena vaksin yang
mengandung zat kimia bernama thimerosal (merkuri)
Ciri- ciri anak pengidap
autis
•
Hambatan dalam komunikasi, misal:
berbicara dan memahami bahasa.
•
Kesulitan dalam berhubungan dengan orang
lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi.
•
Bermain dengan mainan atau benda-benda
lain secara tidak wajar.
•
Sulit menerima perubahan pada rutinitas
dan lingkungan yang dikenali.
•
Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau
adanya pola-pola perilaku yang tertentu
•
Tidak atau sulit mengetahui dan mengingat
namanya sendiri dan nama orang tuanya
Gejala yang terjadi pada
anak autis sejak dini
•
Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
•
Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural
(menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan
•
Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun
hingga usia 16 bulan
•
Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat
secara spontan di usia 24 bulan
•
Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan
interaksi sosial pada usia tertentu
Jumlah pengidap autis
•
Di Indonesia, pada tahun 2013 diperkirakan terdapat lebih
dari 112.000 anak yang menderita autisme dalam usia 5-19 tahun
•
Di AS, kelainan
autisme empat kali lebih sering ditemukan pada anak lelaki dibandingkan anak
perempuan dan lebih sering banyak diderita anak-anak keturunan Eropa Amerika dibandingkan yang
lainnya
Metode penanganan anak autis
1.
Okupasi Terapi (Occupational Therapy):
Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik,
meningkatkan ruang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerakan.
Terapi
Okupasi Tidak Perlu Mahal (Misalnya, Jepitan Jemuran Baju dikombinasikan dengan
Mistar Penggaris)
Terapi Okupasi |
•
2. Terapi Wicara
•
Suatu bentuk pelayanan terapi yang
diberikan kepada seseorang yang mengalami gangguan komunikasi verbal.
•
Indikasi Adanya Permasalahan pada
Fondasi Keterampilan Oral Motor:
•
Keluarnya air liur berlebihan
•
Pengucapan yang tidak jelas
•
Makanan pilihan yang terbatas
•
Kebiasaan makan yang berantakan
•
Kondisi mulut yang selalu terbuka
Terapi Wicara |
•
3. Terapi perilaku
•
Untuk melakukan perubahan pada anak
autistik dalam arti perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang
berkekurangan (belum ada) ditambahkan.
•
Tujuan penanganan ini terutama adalah
untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak terhadap aturan.
•
prinsip dasar terapi ini dapat dijabarkan
sebagai A-B-C; yakni A (antecedent) yang diikuti dengan B (behavior) dan
diikuti dengan C (consequence)
•
A (Antecedent): hal yang mendahului terjadinya
perilaku berupa instruksi yang diberikan oleh seseorang kepada anak autis
•
B (behavior): autis kemudian memahami
Behavior (perilaku) apa yang diharapkan dilakukan olehnya sesudah instruksi
tersebut diberikan
•
C (Consequence): konsekuensi perilaku,
atau kadang berupa imbalan yang menyenangkan tidak ada hukuman.
3 foto di atas menunjukkan terapi perilaku |
No comments:
Post a Comment